Senin, 28 Oktober 2013

PSIKOLOGI MANAJEMEN

lanjutan BAB III


D.                Manfaat Stuktur Fungsional dan stuktur Divisional
Fungsional struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan. Dalam struktur organisasi fungsional, setiap manajer yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan tempat dan peranan si pemilik perusahaan.  Transisi menuju spesialisasi ini membutuhkan sebuah perubahan substansial dalam gaya manajemen pimpinan perusahaan. Sebagai organisasi yang  menumbuhkan dan mengembangkan sejumlah produk dan pasar yang berkaitan, struktur organisasi ini secara teratur berubah untuk merefleksikan spesialisasi yang lebih besar. 

a)                  Manfaat stuktur fungsional
·                     Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
·                     Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
·                     Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
·                     Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
·                     Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
·                     Pembidangan tugas menjadi jelas.
b)                  Kerugian stuktur fungsional
·                     Pekerjaan seringkali sangat membosankan
·                     Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
·                     Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan

Divisional stuktural adalah stuktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan pada produk yang sama, proses yang sama, kelompok orang yang melayani pelanggan yang sama, dan atau berlokasi di daerah yang sama di suatu wilayah geografis. Secara umum dalam struktur organisasi seperti ini biasanya bersifat kompleks, dan menghindari masalah yang terkait dengan struktur fungsional.

c)                  Manfaat stuktur Divisional
·                     Lebih banyak fleksibilitas dalam menanggapi perubahan lingkungan
·                     Peningkatan koordinasi
·                     Poin tanggung jawabnya jelas

·                     Keahlian berfokus pada pelanggan tertentu, produk, dan wilayah
·                     Banyak kemudahan dalam restrukturisasi.
d)                 Kerugian stuktur Divisional
·                     Duplikasi sumber daya dan upaya di seluruh divisi
·                     Persaingan dan koordinasi yang buruk bisa terjadi antar divisi
·                     Penekanannya hanya pada tujuan dan biaya devisi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA :
Samuel C. Certo & J.Paul Peter, Strategic Management, McGraw-Hill, 1990, p.125.

PSIKOLOGI MANAJEMEN

BAB III
Pengorganisasian Stuktur  Manajemen

A.                Definisi Pengorganisasian ( organizing )
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang di inginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.


·                     Peran Organisasi
Jadi secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Berdasarkan arti dari organisasi yang diungkapkan oleh beberapa orang diatas, peran organisasi dalam sebuah perusahaan sangatlah penting, karena perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan aktifitas, kerja sama, dan tentu saja orang yang melakukan aktifitas tersebut atau sumber daya manusia yang ketiga unsur ini terdapat dalam sebuah organisasi. Kesimpulanya, suatu perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu membutuhkan organisasi didalamnya agar bias tercapai tujuan tersebut.


B.                 Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. 
Pengertian  struktur organisasi lebih jelas dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1        Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007).
2        Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko, 2003).
3        Struktur organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002).
4        Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004).
5        Struktur organisasi menspesifikasikan pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas kerja (Suranto, 2005).

C.                Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Organisasi sebagai fungsi manajemen adalah organisasi memberi langkah-langkah kepada manajemen untuk melaksanakan kegiatan dan fungsi manajemen. Organisasi atau pengorganisasian dapat dirumuskan sehingga keseluruhan aktivitas manajemen di dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktifitas-aktifitas manajemen yang sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu.
Dimana yang dimaksudkan dengan fungsi-fungsi manajemen menurut solihin Ismail (2010)  itu adalah sebagai berikut:
Forecasting, Planning termasuk budgeting, Organizing, Staffing atau assembling resources, Directing atau commanding, Leading, Coordinating, Motivating, Controlling and Reporting.
Sebagai fungsi manajemen yang meliputi :
a)      Stuktur formal adalah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Atau organisasi yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). Atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
b)      Stuktur informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak panggah dengan struktur formal organisasi, tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status), membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal, dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi, dan berkembang dalam berbagai bentuk.





DAFTAR PUSTAKA :
Solihin Ismail. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta. Erlangga

Jumat, 18 Oktober 2013

PSIKOLOGI MANAJEMEN

BAB II  

C.    Manfaat Perencanaan
1        Perencanaan memfasilitasimanajemen berdasarkan sasaran
Perencanaan dimulai dengan penentuan tujuan. Ini menyoroti tujuan yang berbagai kegiatan harus dilakukan Perencanaan membantu dalam memfokuskantujuan Perencanaan memaksa manajeruntuk menyiapkancetak-biru dari tindakan yang harus diikuti untuk pemenuhan tujuan, Perencanaan membawa ketertiban dan rasionalitas dalam organisasi
2        Perencanaan meminimalkan ketidakpastian
Oleh karena itu dengan bantuan perencanaan ketidak pastian dapat dikirakan yang membantu dalam penyusunan standbys, ketidak pastian yg di minimalkanuntuk sebagian besar
3        Perencanaan memfasilitasi koordinasi
Membantu dalam menemukan masalah – masalah kinerja kerja dan bertujuan pada perbaikan.
4        Perencanaan meningkatkan moral karyawan
Menciptakan sikap yang sehat terhadap lingkungan kerja yang membantu dalam mendorong karyawan moral dan efisiensi
5        Perencanaan membantu dalam mencapai ekonomi
Perencanaan yang efektifmengamnkan ekonomi sejak itu mengarah pada alokasi ofresources terartur untuk berbagai operasi
6        Perencanaan memfasilitasi pengadilan
Perencanaan dan pengadilan adalah dua sisi mata uang yang sama, jika perencanaan adalah root, pengendalian buah.
7        Perebcanaan memberikan keunggulan kompepetitif
Perencanaan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan diatas yang lain yg tidak memiliki perencanaan efektif di krenakan perncanaanmungkin melibatkan perubahan metode kerja, kualitas, desain kuantitas, perpanjangan pekerjaan, mendefinisikan tujuan
8        Perencanaan mendorong inovasi
Perencanaan pada dasarnya adalah sebuah fungsipengambilan keputusan yang melibatkan pemikiran kreatif dan imajinatif yg pada akhirnya mengarah pada inovasi metode dan operasi untuk pertumbuhan dan kesjahteraan dari perusahaan
D.    Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
Bila fokus perencanaan pada organisasi, maka umumnya hanya sedikit warga yang terlibat, yaitu anggota dewan (yang dipilih atau ditunjuk). Salah satu alasan, organisasi tersebut mungkin telah mempunyai cukup pengetahuan atau kepakaran sendiri (di dalam organisasi tersebut), sehingga partisipasi masyarakat dalam hal pengetahuan dan kepakaran menjadi berlebihan dan membuang waktu. Selain itu, partisipasi masyarakat untuk melegitimasi proses mungkin tidak perlu, karena anggota dewan atau pembuat kebijakan sudah banyak terlibat (mereka merupakan perwakilan masyarakat, tapi tidak mencerminkan demokrasi langsung).
Paling tidak, suatu organisasi, jaringan antar organisasi, yang ingin melakukan perencanaan strategis perlu mempunyai:
1)      Paling sedikit punya satu sponsor—yaitu stakeholder—yang mempunyai posisi atau wewenang untuk melegitimasi proses perencanaan tersebut.
2)      Paling sedikit satu pembela (pendukung kuat) untuk mendorong proses agar berjalan terus.
3)       Sebuah tim perencanaan strategis.
4)       Kesadaran bahwa proses mungkin akan mendapat hambatan atau keterlambatan.
5)      Sikap yang fleksibel (luwes) tentang “seperti apakah” suatu rencana strategis itu.
6)      Kemampuan untuk menggalang informasi dan orang-orang pada waktu-waktu tertentu untuk berpartisipasi dalam dikusi dan pengambilan keputusn penting.\
7)      Keinginan untuk membangun/ menyusun dan mempertimbangkan perbedaanperbedaan
kriteria evaluasi (meskipunsangat berbeda).





DAFTAR PUSTAKA
http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-manajemen-tentang-perencanaan.h
 Bryson, John M.; dan Robert C. Einsweiler. 1988. “The Future of Strategic Planning for Public Purpose”,dalam buku J. M. Bryson dan R.C. Einsweiler (eds.), Strategic Planning: Threats and Opportunities for Planners. Planners Press, American Planning Association, Chicago, Illinois. Hal. 216-230

Jumat, 11 Oktober 2013

PSIKOLOGI MANAJEMEN

BAB II
Perencanaan Penerapan Manajemen

A.                Perencanaan (planning)
Perencana merupakan proses awal dimana manajemen memutuskan  tujuan dan cara pencapaiannya. Perencanaan adalah hal yang sangat esensial karena dalam kenyataanya perencanaan memegang peranan lebih bila dibandng dengan fungsi-fungsi manajemen yang lainnya, yaitu pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi manajemen tersebut sebenarnya hanya merupakan pelaksanaan dari hasil sebuah perencanaan. jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan atau yang diusulkan dalam pembuatan perencanaan.
·                     Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
B.                 Langkah – langkah dalam menyusun perencanaan yaitu :
1.                  Perencanaan dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana
Rencana Jangka Panjang (long term planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 10-25 tahu,  Rencana Jangka Menengah (medium range planning) adalah perencanaan yang berlaku antara 5-7 tahun.
2.                  Perencanaan dilihat dari tingkatannya
Rencana Induk (masterplan), adalah perencanaan yang menitik beratkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. Rencana Operasional (operational planning) adalah perencanaan yang lebih menitik beratkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. Rencana Harian (day to day planning) adalah perencanaan harian yang bersifat rutin
3.                  Perencanaan ditinjau dari ruang lingkupnya
Rencana Strategis (strategic planning) adalah perencanaan yang berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model perencanaan ini sulit untuk dirubah. Rencana Taktis (tatical planning) adalah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. Rencana Terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu.
·                     Tujuan Perencanaan
1                    Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien
2                    untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3                    untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
4                    untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA



PSIKOLOGI MANAJEMEN

BAB 1
A.                Pengertian Manajemen
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memiliki target dan tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan serta pengorganisasian dalam mencapai tujuan tersebut, Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur.” Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal
Untuk lebih memperjelas pengertian manajemen ada beberapa topic berikut :
1.        Manajemen sebagai ilmu dan seni
Luther Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
2.        Manajemen sebagai profesi
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin profesional melalui perkembangan yang menyolok program-program latihan manajemen di universitas-universitas maupun lembaga-lembaga manajemen swasta, dan melalui pengembanganpara eksekutif oragnisasi (perusahaan).
3.        Pengertian-pengertian yang berbeda dengan istilah manajemen
Pengertian manajemen perlu dibedakan dengan pengertian istilah-istilah lain seperti kewiraswastaan (entrepreneurship) dan supervisi:
Ada 4 fungsi utama dalam manajemen yaitu :
1.      Perencanaan (Planning)
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat  untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2.      Pengorganisasian (Organizing),
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi
3.      Pengarahan (Actuating/Directing)
program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
4.      Pengawasan (Controlling)
proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kaitannya dengan psikologi yaitu dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

B.                 Pengertian Kepemimpian
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan juga bisa di artikan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

a)      Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi karena fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi pemimpin mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan baik.
Dalam konteks kepemimpinan, John W Work (1996: 76-77) mengasumsikan bahwa pemimpin pada era mendatang harus bersedia menerima lima tantangan fundamental, yaitu:
·                     Pemimpin harus mau menjadi lebih peka dan memahami semua perbedaan etnis, budaya, dan gender,
·                     Pemimpin harus memiliki visi untuk tempat kerjanya
·                     Pemimpin harus bersedia merancang dan mengimplementasikan proses-proses komunikasi yang baru dan berbeda,
·                     Pemimpin harus bersedia membawa komitmen penuh dalam upaya mendayagunakan pengikut yang beragam secara efektif,
·                     Pemimpin harus menjadi pasak antara organisasi dan masyarakat luas.

b)      Sifat – sifat Kepemimpinan
Pada kepemimpinan transpormasional, sifat-sifat kepemimpinan yang tampak di antaranya adalah
(a) kharisma;
(b) inspirasional;
(c) perhatian kepada anak buah yang bersifat individu (individualized consideration); dan
(d) kemampuan memberi stimulasi intelektual (intelectual stimulation).


DAFTAR PUSTAKA :