A. Teori psikoanalisa
·
Carl Gustav Jung ( psikologi Analitik)
Carl Jung adalah tokoh psikoanalisa lainnya selain freud. Dia
dilahirkan di kota Kesswil (Swiss), pada tanggal 26 Jul1875 dia anak kedua dari
3 bersaudara. Selama bersekeolah jung secara bertahap menyadari adanya dua
aspek yang terpisah dari dirinya. Ia menyebut kedua aspek ini sebagai kepribadian No. 1 dan No. 2. Pada tahun 1906 jung dan freud mulai
berkorespodensi, dia mempunyai gelar Ketua International Psychoanalysis
Association (1911) . Jung dikenal mengembangkan Analytical Psychology. Sebagai murid
Freud, Jung juga mengajukan keberatan terhadap beberapa konsep utama Freud yang
menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak.
Perbedaannya terletak pada pandangan tentang ketidaksadaran. Walaupun
jung dan freud sama-sama menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku
manusia, tapi mereka berbeda posisi tentang asal ketidaksadaran ini. Freud
mengatakan bahwa unsur seksual adalah faktor utama dan dominan dalam
ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak setuju dgn pandangan ini dan
menyatakan bahwa sumber ketidaksadaran adalah warisan dari nenek moyang
sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras.
Teori psikologi Analitik
I.
Tingkatan psyche/ kepribadian
Sama
seperti Freud, jung juga mendasarkan teori
kepribadiannya pada asumsi bahwa pikiran atau psyche, mempunyai level kesadaran
dan ketidaksadaran.
ü Kesadaran ( Ego )
Menurut
Jung, bayangan mengenai kesadaran merupakan hal yang dapat di rasakan oleh ego,
sementara elemen ketidaksadaran tidak ada kaitannya dengan ego . jung melihat
ego berpusat dari kesadaran tetapi bukan merupakan inti dari kesadaran itu
sendiri. Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran
dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang,dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada
kesadaran. Menurut jung individu yang sehat adalah individu yang dapat
berhubungan dengan dunia kesadarannya dan dapat mengalami ketidaksadaran diri
kemudian mencapai individuasi.
ü Ketidaksadaran Personal
Merangkum
seluruh pengalaman yang terlupakan, ditekan atau di persepsikan secara
subliminal pada seseorang. Ketidaksadran personal adalah daerah
yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran personal terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,
disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu
lemah untuk menciptakan kesadaran pada sang pribadi.
- Materi ketidaksadaran personal ini di sebut “Kompleks” Kompleks
adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi perasaan-perasaan,
pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, yang terdapat dalam
ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet
menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pengalaman kearahnya.
ü Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif
adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau
leluhur seseorang,masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia
sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek
moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan
evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman
yang berulang selama banyak generasi. Semua manusia kurang lebih memiliki
ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat universal
ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras manusia
dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
ü Arketipe
bayangan-bayangan leuhur
atau yang datang dari ketidak sadaran kolektif. Arketipe sama dengan kompleks
karena mereka merupakan kumpulan bayangan-bayangan yang di asosiasikan dan di
warnai sangat kuat oleh perasaan. Bisa juga disebut suatu
bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk
pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan
sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi. Hal yang menjadi
catatan penting dari konsep yang di ajukan jung adalah Persona, Shadow, Anima, Animus, Great mother, Wise old
man, Hero dan Self.
Persona = topeng
yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan
dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal
sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada
orang-orang lain dan sering kali,
meski tidak selalu, ia
menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya.
Shadow = arketipe dari kegelepan
dan resepsi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak kita akui
keberadaanya serta,
berusaha disembunyikan dari diri sendiri dan orang lain.
Anima = Elemen
feminin pada pria, untuk menguasai anima,
seorang pria harus melampaui batasan intelektualnya, jauh ke bagian terdalam
ketidaksadarannya dan menyadari sisi feminim dari kepribadiannya
Animus = Elemen maskulin pada wanita, animus mampu mempengaruhi proses berfikir seorang wanita,
yang sebenarnya tidak dimiliki oleh seorang wanita, hal itu sebenarnya terjadi
dari ketidaksadaran kolektif yang bermula dari cerita hubungan prasejarah pria
dan wanita.
Great mother = menampilkan
dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan vs mengabaikan dan menghancurkan.
Arketipe ini mampu untuk menghasilkan dan memperthankan sebuah kehidupan (
kesuburan dan pengasuhan ), namun ia juga bisa mengambil dan mengabaikan
anak-anaknya (penghancuran). Perlu di ingat Jung melihat ibunya sebagai orang
yang mempunyai dua kepribadian yaitu, penuh cinta dan menakutkan, konservatif,
kejam.
Wise
old man = Arketipe dari kebijaksanaan dan keberanian
yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan.
Hero (Pahlawan) = Arketipe pahlawan
direpresentasikan sebagai sosok yg kuat
bahkan merupakan bagian dari Tuhan, melawan kejahatan
Self
(Diri) = Arketipe paling komprehensif, disimbolkan sebagai ide
seseorang akan kesempurnaan, keutuhan dan kelengkapan. Ia
mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
II.
Dinamika kepribadian
ü Kausalitas dan Teleologi
Kausalitas menyatakan bahwa
masa kini menyajikan kondisi pada saat ini dan adalam pengalaman yang asli.
Teleologi menyatakan bahwa kejadian masa kini di motivasi oleh tujuan dan
aspirasi akan masa depan yang secara langsung menentukan nasib seseorang. Jung
mengatakan perilaku manusia di bentuk oleh kedua faktor kekuatan Kausalitas dan Teleologi harus seimbang.
ü Progresi dan Regresi
Progresi adalah adaptasi kepada dunia luar.Manusia bereaksi secara konsisten
terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Regresi adalah adaptasi ke dalam. Langkah mundur yang diperlukan dalam
sebuah perjalanan menuju kesuksesan. Perkembangan dapat mengikuti
gerak maju, progesif, atau gerak mundur, regresif. Progresi oleh Jung
dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri sendiri secara memuaskan baik
terhadap tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan
ketidaksadaran. Dalam progesi yang normal, daya-daya yang berlawanan
dipersatukan dalam suatu arus proses psikis yang terkoordinasi dan harmonis.
III.
Tipe Psikologis
Jung
membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian yakni introversi dan ekstraversi, serta empat fungsi yakni thinking, feeling, sensing, intuition.
ü Sikap
Introversi = Aliran
energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif. Introver memiliki
pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri mereka, dengan semua bias,
fantasi, mimpi, dan persepsi, yang bersifat individu.
Ekstraversi = Aliran
energi psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki
orientasi objektif dan menjauh dari subjektif.
ü Empat Fungsi
Sensing (fungsi yang memungkinkan manusia untuk
menerima rangsangan fisik dan mengubahnya ke dalam bentuk kesadaran perseptual)
Thinking (aktivitas intelektual logika yang
dapat memproduksi serangkaian ide)
Feeling (proses evaluasi sebuah ide atau
kejadian)
Intuiting (persepsi yang berada jauh di luar
sistem kesadaran)
IV.
Perkembangan Kepribadian
ü Tahap perkembangan
Masa kanak-kanak jung
membedakan menjadi tiga bagian
i.
Anarkis
Kesadaran
yang kacau dan sporadis, pada fase ini terkadang
masuk ke sadaran sebagai gambaran yang primitif yang tidak mampu di gambarkan
secara akurat.
ii.
Monarkis
Perkembangan
ego dan mulainya masa berpikir secara logis dan verbal. Anak-anak akan melihat dirinya sendiri secara objektif dan
kerap mendeskripsikan mereka sebagai orang ketiga.
iii.
Dualistis
Ego
terbagi menjadi subjektif dan objektif, anak-anak menyadari dirinya sebagai
orang pertama dan mulai sadar akan eksistensinya sebagai individu yang
terpisah.
ü Masa Muda
Masa muda seharusnya menjadi periode ketika aktivitas
meningkat, mencapai kematangan seksual, menumbuhkan kesadaran dan pengenalan
bahwa dunia dimana tidak ada masalah , seperti pada waktu anak-anak sudah tidak
ada lagi. Kesulitan utama pada anak muda adalah bagai mana mereka bisa mengatasi
kecenderungan alami (masa pertengahan dan usia lanjut) untuk menyadari
perbedaan yang teramat tipis antara masa muda dan kanak-kanak yaitu dengan
menghindari masalah yang relavan pada masanya.
ü Masa pertengahan (paruh
baya)
Jung percaya bahwa masa pertengahan
atau paruh baya berawal di usia 35-40 tahun, pada saat matahari telah melewati
tengah hari dan mulai berjalan menuju terbenam. Walaupun penurunan ini dapat
menyebabkan sejumlah orang di usia ini meningkat kecemasannya tetapi fase ini
merupakan sebuah fase yang potensial.
ü Masa Tua
Pada masa ini orang akan
mengalami penurunan kesadaran, seperti pada saat matahari berkurang sinarnya di
waktu senja. Jika orang merasa ketakutan dengan kehidupan di fase sebelumnya,
maka hampir bisa di pastikan mereka akan takut dengan kematian pada fase hidup
berikutnya. Takut akan kematian sering di sebut sebagai proses yang normal,
tetapi jung percaya bahwa kematian adalah tujuan dari kehidupan dan hidup hanya
bisa terpenuhi saat kematian terlihat.
ü Realisasi Diri
Realisasi diri adalah suatu
hal yang amat langka dan bisa di capai hanya oleh mereka yang telah dengan baik mengasimilasi kesadaran mereka
dengan keseluruhan kepribadian mereka.orang yang telah melewati proses ini
telah bisa meminimalkan persona mereka, mengenali anima, dan animusnya serta
mencapai keseimbangan antara introversi dan ekstraversi.
B. Teori Behaviorisme
·
Albert Bandura
Albert Bandura di lahirkan pada 4 Desember 1925, di Mundare,
suatu kota kecil Mundare bagian selatan Alberta, Kanada. Dia
sekolah di sekolah dasar dan sekolah menengah yang sederhana, namun dengan
hasil rata-rata yang sangat memuaskan. Setelah selesai SMA, dia bekerja pada
perusahaan penggalian jalan raya Alaska Highway di Yukon. Dia menerima gelar
sarjana muda di bidang psikologi dari University of British of Columbia tahun
1949. Kemudian dia masuk University of Iowa, tempat di mana dia meraih gelar
Ph.D tahun 1952. Baru setelah itu dia menjadi sangat berpengaruh dalam tradisi
behavioris dan teori pembelajaran.
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan
oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor
pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa
ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup
pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah
satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar
mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara
kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri
dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor
ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan
mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif
mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif
terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Menurut
Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model
merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh
pada pola belajar social jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan
dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain
judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
a. Pembelajaran Melalui Observasi
bandura
yakin bahwa observasi memberikan jalan pada manusia untuk belajar tanpa harus
melakukan perilaku apapun. Bandura yakin bahwa pembelajaran melaului observasi
lebih efisien daripada belajar melalui pengalaman langsung. Dengan mengobservasi
orang lain, manusia tidak perlu mengalami berbagai respons yang dapat berakibat
pada hukuman atau tanpa menghasilkan penguatan sekali.
b. Modeling
Pembelajaran
modelingng meliputi menambahi atau mengurangi suatu perilaku yang di observasi
dan mengeneralisasi dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Modeling
meliputi proses kognitif dan bukan sekedar melakukan imitasi, modeling lebih
dari sekedar mencocokan perilaku dari orang lain, melainkan mempresentasikan
secara simbolis suatu informasi dan menyimpannya untuk di gunakan.
c. Proses yang mengatur pembelajaran
melalui observasi
Bandura
menemukan 4 proses yang mengatur pembelajaran melalui observasi yaitu:
Perhatian, Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat
mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada nilai, harga diri,
sikap, dan lain-lain yang dimiliki. Contohnya, seorang pemain musik yang tidak
percaya diri mungkin meniru tingkah laku pemain music terkenal sehingga tidak
menunjukkan gayanya sendiri. Bandura & Walters(1963) dalam buku mereka
“Sosial Learning & Personality Development”menekankan bahwa hanya dengan
memperhatikan orang lain pembelajaran dapat dipelajari.
Representasi,
sebuah
observasi dapat mengarahkan pada pola respons yang baru, pola tersebut harus
dapat di persentasikan secara simbolis di dalam ingatan. Representasi tidak
perlu dalam berbentuk verbal karena dalam bentuk gambaran dan dapat di
munculkan tanpa adanya model secara fisik. Proses ini penting terutama dalam
tahapan bayi saat kemampuan verbal belum berkembang.
Produksi
Perilaku, Setelah
mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku, subjek juga dapat menunjukkan
kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
Contohnya, mengendarai mobil, bermain tenis. Jadi setelah subyek memperhatikan model
dan menyimpan informasi, sekarang saatnya untuk benar-benar melakukan perilaku
yang diamatinya. Praktek lebih lanjut dari perilaku yang dipelajari mengarah
pada kemajuan perbaikan dan keterampilan.
Motivasi,
Motivasi
juga penting dalam pemodelan Albert Bandura karena ia adalah penggerak individu
untuk terus melakukan sesuatu..
Jadi subyek harus termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.
d.
Pembelajaran Aktif
Pembelajaran
aktif memberikan jalan bagi manusia untuk mendapatkan pola baru dari perilaku
kompleks melalui pengalaman langsung. Dengan memikirkan dan mengevaluasi
konsekuensi dari tingkah laku mereka.
Agen
Manusia
Adalah Esensi dari kemanusiaan.
Manusia mempunyai kapasitas untuk melakukan control atas hidup mereka
·
Aspek
– aspek inti Agen manusia :
i.
Intensionalitas
Suatu intensi meliputi adanya
perencanaan, tetapi juga meliputi tindakan.
ii.
Visi
Manusia juga mempunyai visi untuk
dapat menetukan tujuan, mengatisipasi kemungkinan hasil dari tindakan mereka
dan memilih perilaku yang akan menghasilkan pencapaian yang di inginkan dan
menghindari yang tak di inginkan.
iii.
Reaktivitas
Diri
Manusia juga dapat mempunyai
kapasitas untuk reaktivitas diri dalam proses memotivasi dan meregulasi
tindakan mereka sendiri.
iv.
Refleksi
Diri
Mereka dapat memikirkan serta
mengevaluasi motivasi, nilai dan arti dari tujuan hidup mereka, serta dapat
memikirkan kapabilitas dari pemikiran mereka sendiri.
·
Efikasi
Diri
Menurut Bandura efikasi sebagai
keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk control
terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Hal-hal
yang mempengaruhi efikasi diri :
Pengalaman
Menguasai Sesuatu, performa masa lalu, secara umum performa yang
berhasil akan meningkatkan ekspetasi mengenai kemampuan kegagalan cenderung
akan menurunkan hal tersebut.
Modeling
Sosial, secara umum
dampaknya tidak sekuat dampak yang di berikan oleh performa pribadi dalam
meningkatkan level efikasi diri.
Persuasi
Sosial, secara umum
dampaknya persuasi dari orang lain dapat meningkatkan atau menurunkan efikasi
diri.
Kondisi
Fisik dan Emosional, emosi
yang kuat biasanya akan mengurangi performa saat seseorang mengalami ketakutan
yang kuat, kecemasan akut, atau tingkat stress yang tinggi, kemungkinan akan
mempunyai ekpektasi efikasi yang rendah
·
Regulasi Diri
Bandura
yakin bahwa manusia menggunakan strategi
proaktif maupun reaktif untuk melakukan regulasi diri
ü Faktor
– faktor eksternal regulasi diri
1)
Memberikan
kita suatu standar untuk mengevaluasi perilaku kita
2)
Mempengaruhi
regulasi diri dengan menyediakan cara untuk mendapatkan penguatan.
ü Faktor
– faktor Internal Regulasi Diri
1) Observasi diri, harus dapat
memonitor performa kita walaupun perhatian yang kita berikan padanya belum
tentu tuntas ataupun akurat.
2) Proses penilaian, membantu kita
meregulasi perilaku kita melalui proses mediasi kognitif
3) Reaksi Diri, manusia berespon secara
positif dan negative terhadap perilaku mereka bergantung pada bagaimana
perilaku tersebut memenuhi standar personal mereka
·
Perilaku Disfungsi
Mengasumsikan bahwa perilaku
dipelajari sebagai hasil interaksi mutu antara manusia, lingkungan, faktor
perilaku. Konsep Bandura atas perilaku
disfungsi lebih banyak membahas mengenai reaksi depresif, fobia, dan perilaku
agresif.
ü Depresi
Kegaggalan sering berakibat terhadap
depresi dan orang-orang depresi sering menurunkan nilai pencapaian mereka
sendiri, hasilnya kesedihan kronis.
ü Fobia
Ketakutan yang cukup kuat dan cukup
bertahan untuk mempunyai efek yang cukup parah dan melumpuhkan dalam kehidupan
sehari-hari seseorang.
ü Agresi
Perilaku agresi di dapatkan melalui
observasi dari orang lain pengalaman langsung dengan penguatan negative dan
positif
·
Kelemahan Teori Albert Bandura
Teori pembelajaran Sosial Bandura
sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena,
teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan
adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami
sesuatu yang ditiru.
Selain itu juga, jika manusia
belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling
), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini
juga akan meniru tingkah laku yang negative , termasuk perlakuan yang tidak
diterima dalam masyarakat.
·
Kelebihan Teori Albert Bandura
Teori Albert Bandura lebih lengkap
dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan
dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut.
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus
( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara
lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri.
Pendekatan teori belajar social
lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan
imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar social menekankan
pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak.
Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak,
faktor social dan kognitif.
C.
TEORI HUMANISTIK
·
Abraham Maslow
abraham maslow adalah
seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah
melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti
geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan Hierarchy-nya ‘Kebutuhan.
Abraham Harold Maslow lahir
pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh
bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan
sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di
tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk
belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai
seorang intelektual di usia muda.
Psikologi humanistic
mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan
manusia. Menurut psikologi humanistic manusia adalah mahluk kreatif, yang di
kendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilahannya sendiri bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Menurut dalam bukunya “motivation and personality” manusia
terdapat lima macam kebutuhan yang berkhirarti, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan
aman (the safety needs)
3) Kebutuhan
rasa cinta dan memiliki (the love and
belongingness needs)
4) Kebutuhan
akan penghargaan (the self-asteem needs)
5) Kebutuhan
akan aktualisasi diri ( the
self-actualization needs).
Kebutuhan-kebutuhan tersebut
di katakana berhierarki karena kebutuhan yang lebih tinggi menuntut di penuhi
apabila kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi.
Menuirut Maslow psikologi
harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah
kemanusiaan.
Ada empat ciri psikologi
yang beroriebtasi humanistic, yaitu:
a) Memusatkan
perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman
sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia
b) Memberi
tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas
aktualisasi diri, sebagai lawan, pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
c) Menyadarkan
diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan di pelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d) Memberikan
perhatian penuh dan meletakan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensiyang inheren pada setiap
individu.
Daftar
Pustaka
Feist ,Jess & Georgy
J.Feist . 2012. Teori Kepribadian (bagian
1). Jakarta : Salemba Humanika.
Feist, Jess & Georgy
J.Feist . 2012. Teori Kepribadian (bagian
2). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki ,Heru A.M. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.