BAB VI
KEKUASAAN DAN PENGARUH
Keberhasilan
seorang pemimpin dalam melaksanakan fungsinya tidak hanya ditentukan oleh salah
satu aspek semata-mata, melainkan antara sifat, perilaku, dan kekuasaan-pengaruh saling menentukan sesuai
dengan situasi yang mendukungnya. Kekuasaan-pengaruh mempunyai peranan sebagai
daya dorong bagi setiap pemimpin dalam mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah
perilaku yang dipimpinnya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
A
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan
merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan kondisi dan
tindakan-tindakan individu atau kelompok.
Konsepsi
mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi
antara “position power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power” (kekuasaan
pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang
yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi
disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin
– pengikut. Termasuk dalam position power adalah kewenangan formal, kontrol
terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap hukuman, kontrol terhadap
informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal power berasal dari keahlian
dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan karismatik dari
seorang pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175). Dengan bahasa yang sedikit berbeda,
Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang
pemimpin dapat berasal dari.
·
Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain;
·
Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan
terhadap
pengikutnya;
·
Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas;
·
Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul
dan berkomunikasi.
Para
pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu untuk dapat efektif, namun hal itu
tidak berarti bahwa lebih banyak kekuasaan akan lebih baik. Jumlah keseluruhan
kekuasaan yang diperlukan bagi kepemimpinan yang efektif tergantung pada sifat
organisasi, tugas, para bawahan, dan situasi. Pemimpin yang mempunyai position
power yang cukup, sering tergoda untuk membuat banyak orang tergantung padanya
daripada mengembangkan dan menggunakan expert power dan referent power. Sejarah
telah menunjukkan bahwa pemimpin yang mempunyai position power yang terlalu
kuat cenderung menggunakannya untuk mendominasi dan mengeksploatasi pengikut.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak mempunyai position power yang cukup
akan mengalami kesukaran dalam
mengembangkan kelompok yang berkinerja
tinggi dalam organisasi. Pada umumnya, mungkin lebih baik bagi seorang pemimpin
untuk mempunyai position power yang sedang saja jumlahnya, meskipun jumlah yang
optimal akan bervariasi tergantung situasi.
Sedangkan
dalam personal power, seorang pemimpin yang mempunyai expert power atau daya
tarik karismatik sering tergoda untuk bertindak dengan cara-cara yang pada
akhirnya akan mengakibatkan kegagalan.
Tujuan
dan Fungsi kekuasaan
·
Mengatasi kesukaran/rintangan atau
serangan.
·
Memecahkan persoalan atau permasalahan.
·
Mengimbangi persaingan dan mengatasinya.
·
Mewujudkan kepuasan, ketentraman dan
kedamaian.
·
Menciptakan kesejahteraan dan keadilan.
B
Pengertian Pengaruh
Sebuah
kekuasaan sangat berhubungan erat dengan pengaruh. Bahkan tidak sedikit dari
kita yang menganggap bahwa antara kekuasaan dan pengaruh adalah sama. Sampai
akhirnya beberapa ahli menguraikan keduanya berdasarkan pendapat apakah
kekuasaan dan pengaruh merupakan dua konsep yang berbeda atau salah satu
diantaranya merupakan konsep pokok dan yang lainnya merupakan bentuk khususnya.
Beberapa
pengertian pengaruh menurut ahli:
#
WIRYANTO
Pengaruh
merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri
lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang
dipengaruhi
#
UWE BECKER
Pengaruh
adalah kemampuan yang terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan - tidak
begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
#
ALBERT R. ROBERTS & GILBERT
Pengaruh
adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan.
Jika
kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan
itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara
kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku
mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal
balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis
spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan
bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan.
Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang
proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
* Persuasi
Rasional:
Pemimpin
menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi
pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat mencapai
sasaran.
* Permintaan
Inspirasional:
Pemimpin
membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada
nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya
diri dari pengikut.
* Konsultasi:
Pemimpin
mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau
perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin
bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari
pengikut.
* Menjilat:
Pemimpin
menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu
agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai
pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum
meminta sesuatu.
* Permintaan
Pribadi:
Pemimpin
menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap
dirinya ketika meminta sesuatu.
* Pertukaran:
Pemimpin
menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk
membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila
pengikut membantu pencapaian tugas.
* Taktik
Koalisi:
Pemimpin
mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan
sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut
untuk juga menyetujuinya.
* Taktik
Mengesahkan:
Pemimpin
mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan atau
hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten
dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
* Menekan:
Pemimpin
menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa
yang diinginkan.
Daftar
Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar