BAB II
C. Manfaat Perencanaan
1
Perencanaan memfasilitasimanajemen
berdasarkan sasaran
Perencanaan dimulai dengan penentuan
tujuan. Ini menyoroti tujuan yang berbagai kegiatan harus dilakukan Perencanaan
membantu dalam memfokuskantujuan Perencanaan memaksa manajeruntuk
menyiapkancetak-biru dari tindakan yang harus diikuti untuk pemenuhan tujuan, Perencanaan
membawa ketertiban dan rasionalitas dalam organisasi
2
Perencanaan meminimalkan ketidakpastian
Oleh karena itu dengan bantuan
perencanaan ketidak pastian dapat dikirakan yang membantu dalam penyusunan
standbys, ketidak pastian yg di minimalkanuntuk sebagian besar
3
Perencanaan memfasilitasi koordinasi
Membantu dalam menemukan masalah –
masalah kinerja kerja dan bertujuan pada perbaikan.
4
Perencanaan meningkatkan moral karyawan
Menciptakan sikap yang sehat terhadap
lingkungan kerja yang membantu dalam mendorong karyawan moral dan efisiensi
5
Perencanaan membantu dalam mencapai
ekonomi
Perencanaan yang efektifmengamnkan ekonomi
sejak itu mengarah pada alokasi ofresources terartur untuk berbagai operasi
6
Perencanaan memfasilitasi pengadilan
Perencanaan dan pengadilan adalah dua
sisi mata uang yang sama, jika perencanaan adalah root, pengendalian buah.
7
Perebcanaan memberikan keunggulan
kompepetitif
Perencanaan memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan diatas yang lain yg tidak memiliki perencanaan
efektif di krenakan perncanaanmungkin melibatkan perubahan metode kerja,
kualitas, desain kuantitas, perpanjangan pekerjaan, mendefinisikan tujuan
8
Perencanaan mendorong inovasi
Perencanaan pada dasarnya adalah sebuah
fungsipengambilan keputusan yang melibatkan pemikiran kreatif dan imajinatif yg
pada akhirnya mengarah pada inovasi metode dan operasi untuk pertumbuhan dan
kesjahteraan dari perusahaan
D. Jenis Perencanaan Dalam Organisasi
Bila fokus perencanaan pada
organisasi, maka umumnya hanya sedikit warga yang terlibat, yaitu anggota dewan
(yang dipilih atau ditunjuk). Salah satu alasan, organisasi tersebut mungkin
telah mempunyai cukup pengetahuan atau kepakaran sendiri (di dalam organisasi
tersebut), sehingga partisipasi masyarakat dalam hal pengetahuan dan kepakaran
menjadi berlebihan dan membuang waktu. Selain itu, partisipasi masyarakat untuk
melegitimasi proses mungkin tidak perlu, karena anggota dewan atau pembuat
kebijakan sudah banyak terlibat (mereka merupakan perwakilan masyarakat, tapi
tidak mencerminkan demokrasi langsung).
Paling
tidak, suatu organisasi, jaringan antar organisasi, yang ingin melakukan
perencanaan strategis perlu mempunyai:
1) Paling
sedikit punya satu sponsor—yaitu stakeholder—yang mempunyai posisi atau
wewenang untuk melegitimasi proses perencanaan tersebut.
2) Paling
sedikit satu pembela (pendukung kuat) untuk mendorong proses agar berjalan
terus.
3) Sebuah tim perencanaan strategis.
4) Kesadaran bahwa proses mungkin akan mendapat
hambatan atau keterlambatan.
5) Sikap
yang fleksibel (luwes) tentang “seperti apakah” suatu rencana strategis itu.
6) Kemampuan
untuk menggalang informasi dan orang-orang pada waktu-waktu tertentu untuk
berpartisipasi dalam dikusi dan pengambilan keputusn penting.\
7) Keinginan
untuk membangun/ menyusun dan mempertimbangkan perbedaanperbedaan
kriteria
evaluasi (meskipunsangat berbeda).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-manajemen-tentang-perencanaan.h
Bryson, John M.; dan Robert C. Einsweiler.
1988. “The Future of Strategic Planning for Public Purpose”,dalam buku J. M.
Bryson dan R.C. Einsweiler (eds.), Strategic Planning: Threats and
Opportunities for Planners. Planners Press, American Planning Association,
Chicago, Illinois. Hal. 216-230
Tidak ada komentar:
Posting Komentar